Pentingnya Pencitraan dalam Kehidupan

Alasan  Pentingnya Pencitraan dalam Kehidupan

 

Pentingnya Pencitraan dalam Kehidupan
Pentingnya Pencitraan dalam Kehidupan

 

Pencitraan merupakan upaya untuk mengedepankan "citra" yang positif untuk memperkuat tujuannya mencapai sesuatu. Pencitraan didasarkan karena hanya ingin mencari perhatian orang supaya dipandang bahwa dirinya baik, bukan karena hasil usahanya yang baik.

"Lalu apa salahnya dengan orang yang suka pencitraan? Apa salahnya cari muka?"

Jika kita bijak dan mau mengerti alasan seseorang melakukkan "pencitraan" itu, dengan berbagai alasan yang logis yang ia jelaskan kepada kita, mungkin kita juga akan melakukkan hal yang sama yang ia lakukkan. Namun untuk alasan melakukkan "pencitraan" itu masing-masing yang melakukkan pasti berbeda. Bahkan terkadang kita terkejut dengan alasan-alasan orang lain melakukkan "pencitraan" yang jauh dari jangkauan pemikiran kita. Contoh simpelnya seperti ini :

Baca : Belajar Sabar dari Memancing

Ada seorang pemimpin yang memiliki kebiasaan kurang baik yang suka main wanita, hampir seluruh bawahannya tahu itu. Namun karena yang berbuat seperti itu adalah pemimipinnya, maka tidak ada yang berani menegurnya, karena sifatnya yang pemarah dan mudah tersinggung dan suka ceplas-ceplos tidak berfikir panjang. Pasti bawahannya takut kalau sampai terlontar kata-kata "pecat".

Ada salah satu karyawan yang memberanikan diri untuk menasehati beliau tapi dengan alasan yang logis dan tidak kepikiran alasan tersebut di kebanyakan karyawan yang lain. Setelah menasehati secara terbuka, pasti ada karyawan yang berprasangka kepadanya bahwa dia "pencitraan" kepada pemimpin, cari muka supaya naik pangkat. Padahal niatnya sebenarnya baik, semata-mata hanya ingin suaranya lebih di dengar daripada wanita-wanita yang ia sukai yang selalu menggerogoti hartanya.

Memang ia melakukkan "pencitraan", tapi dalam kebaikan. Ia tidak ingin perusahaan yang didirikan pemimpinnya dari nol hancur karena kebiasaan buruk pemimpinnya. la hanya ingin pemimpinnya tersebut segera menyudahi kebiasaan buruknya dan lebih memikirkan bagaimana caranya membuat perusahaan yang ia pimpin bisa lebih baik lagi dan berkembang lebih pesat.

Ia sampaikan itu di muka umum supaya mendapat sorotan dari karyawan lain dengan tujuan supaya karyawan yang lain bisa membantu ia dalam menyadarkan pemimpinnya. Mendapat anggapan "pencitraan" seperti itu saya rasa adalah wajar saja. Namun semua itu kembali lagi kepada yang melakukkan "pencitraan" tujuannya apa, baik atau buruk.

Jika saya disuruh memilih, saya lebih suka dipandang orang lain tidak baik daripada dipandang orang lain baik. Loh, kenapa? Karena yang tahu semua tentang diri kita adalah hanya kita sendiri dan Sang Pencipta. Orang lain mungkin hanya melihat dari salah satu sisi dalam diri kita. Padahal ada sisi lain di dalam diri kita, bisa puluhan sisi lain yang orang lain belum tahu tentang diri kita, bahkan bisa lebih.

Untuk saya, dipandang tidak baik orang lain saya anggap merupakan hal yang wajar. Orang lain bisa saja menganggap kita adalah orang yang tidak baik dengan alasan tertentu, tapi semua itu berbalik lagi kepada diri kita, bisa saja omongan orang lain itu benar dan bahkan justru kita malah lebih tidak baik lagi. Yang tahu akan kadar berapa persen baik dan tidak baik seseorang adalah dirinya sendiri, bukan orang lain. Semua itu kita jadikan introspeksi diri kita masing-masing.

So, lebih baik kita dipandang orang lain tidak baik, namun kita buktikan saja kepada mereka bahwa kita tidak seperti yang ia kira daripada kita dipandang orang lain baik sedangkan itu semua berbalik dari yang mereka duga kepada kita. Sisi positifnya jika kita dipandang orang lain tidak baik tapi kita tidak seperti yang mereka kira adalah, kita mendapatkan pahala dari orang yang berprasangka kepada kita tidak baik, padahal kita tidak seperti itu.

Baca : Tolak Ukur Kedewasaan Seseorang Bukan dari Usia

Kita bisa menggunakan "pencitraan" dengan tujuan kebaikan seperti :

1. Pencitraan diri untuk karier

2. Pencitraan pribadi

3. Pencitraan untuk personal branding

Jika dalam kehidupan tidak ada "pencitraan", maka sifat asli masing-masing orang akan keluar semua tanpa memiliki rasa malu dan akan menimbulkan pertengkaran yang seharusnya ia harus melakukkan pencitraan supaya bisa meredam suasana tidak terjadi sesuatu yang tidak kita harapkan.

Kesimpulan :

Tergantung bagaimana kita memanfaatkan "pencitraan" tersebut untuk tujuan kebaikan. Seperti contoh yang saya berikan diatas. Jika tujuan kita "pencitraan" buruk, maka cepat atau lambat kita akan memanen hasilnya sendiri, karena kita sudah menanam "pencitraan" dalam keburukan.

Semoga bermanfaat.

TOMTOMID
TOMTOMID Blogger | Gamer | Employee | Freelancer | Influencer | Player | YouTuber

8 comments for "Pentingnya Pencitraan dalam Kehidupan"

  1. Menurut aku yang namanya first impresi itu sebuah kebutuhan. Yah namanya juga berkehidupan sosial. Jadi, selalu mencoba untuk berbuat baik sama semua orang udah kaya keharusan yang dianjurkan dilakukan oleh Tuhan.

    Tapi semisal ternyata ada orang lain yng mikir nggak2, bilang pencitraan, atau ngatain penjilat. Nggak terlalu mau ambil pusing juga. Karena selama tujuannya baik dan nggak bikin rugi orang. Yah tak apa.. nggak masalah. Urusan mereka biarlah jadi urusan mereka.

    Btw salam kenal yah...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kang. Susah-susah gampang jika harus bersosial. Semua ucapan tindakan perlu kehati-hatian. Apalagi yang baru menganjak dewasa seperti saya yang pemikiran nya masih liar. Lebih baik diam dan memperhatikan saja para senior jika dirasa kita tidak tahu dan belum mampu dalam suatu hal. Cari titik aman.
      Sama seperti saya kang lw dianggap tidak baik sama orang, bodo amat. Penting kita sudah berusaha berbuat baik tidak merugikan siapapun.

      Delete
  2. Baca ini lalu terlintas tentang personal branding, Kak. Mungkin bisa terlihat sebagai pencitraan, karena tujuannya ingin mengenalkan diri kita dengan framing yang kita buat. Namun, iya juga sih jangan sampai pencitraan itu jadi sesuatu yang fake. Lebih baik menonjolkan potensi/ kekuatan diri untuk mengenalkan diri. Bagus Kak, tulisannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak. Diatas saya sebutkan menggunakan pencitraan dalam berbuat baik seperti personal branding. Saya pun uga sering kali melakukan itu. Sama, saya uga lagi bangun personal branding saya. Soalnya lw ga dikenal siapa-siapa, kita main internet pun buat apa coba? Buat story aja pasti ingin dilihat orang. Lw Tak ada yang melihat sakitnya. Makasih kak, makasih dah mampir ke gubuk kecil saya.

      Delete
  3. Semua yg berlebihan memang ga baik, baru2 ini saya baca tentang "good girl syndrome", saking ga maunya dianggap kurang baik, ujungnya malah bisa merugikan diri sendiri.

    Kalau saya prinsipnya ya sewajarnya. Selalu mencoba Jd versi diri sendiri yg terbaik tiap harinya.

    Kalau bagi org lain penerimaannya baik ya syukur. Kalau kurang baik, ya ga terlalu ditanggapi, cukup introspeksi diri sejenak, miskomnya dimana😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak Nisa. Jika orang melihat kita kurang baik, jadikan itu pelajaran buat kita instrospeksi diri, bener ga sih yang dibilang, terima aja, jangan malah ngeyel, bisa bertengkar deh lw salah satu ga mau ngalah. Pokok selalu berbuat baik, direspon orang kurang baik kita tak usah tersinggung, mending legowo aja, jika direspon baik orang alhamdulillah, seperti yang kak Nisa bilang, asal jangan langsung GR aja dipuji dikit udah wah nge-fly. Hehehe Yang menilai sebenarnya itu baik atau ndak kan Sang Pencipta. Manusia selalu berusaha aja, serahkan semua kepada-Nya.

      Delete
  4. Susah memang u/ berfikiran positif dg orang lain, tpi itu penting Krn kita menuai apa yg kita tanam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul kak. Terkadang kebalikannya. Kita mikir positif, orang lain negatif. Kita mikir orang lain negatif, tapi malah belum tentu orang itu negatif. Malah kita dapat dosa lw mikir orang itu negatif tapi sebenarnya orang baik.

      Delete

Post a Comment

Berkomentarlah dengan bijak! Tidak promosi keyword atau kata kunci blog pribadi guna mencari keuntungan sepihak, dan komentar tidak keluar dari pembahasan konten artikel yang kalian baca!

Untuk menjalin kerjasama yang baik, hubungi TOMTOMID melalui kontak yang telah tersedia! Terimakasih.

Regards,

TOMTOMID